Kamis, 22 Desember 2022

Menumbuhkan Minat Baca Pada Peserta Didik

Photo Dokpri

Pepatah bijak mengatakan apabila engkau ingin mengenal dunia maka membacalah dan apabila engkau ingin dikenal oleh dunia maka menulislah. Kalimat tersebut walaupun terkesan sederhana akan tetapi sangatlah mempunyai makna yang teramat dalam karena dibalik kesuksesan kita hingga dapat meraih gelar sarjana bahkan lebih dari itu, tentulah tidak terlepas dari aktivitas menulis dan membaca.

Yang menjadi pertanyaannya kini adalah sudahkan kita sebagai orang tua menumbuhkan minat membaca dan menulis terhadap anak-anak kita? Sadarkah para orang tua bahwasannya menumbuhkan minat membaca dan menulis kepada anak-anaknya merupakan hal yang teramat penting? Orang tua mana yang tidak berharap anak-anaknya dapat meraih kesuksesan serta kebahagiaan di masa depan, maka dari itu marilah kita arahkan mereka kepada hal-hal positif, salah satunya yaitu dengan menumbuhkan minat baca. Peran keluarga sangat penting dalam menumbuhkan minat baca khususnya pada anak-anak usia sekolah karena umumnya waktu mereka sebagian besar adalah di rumah berkumpul bersama keluarga.

Nah, dalam artikel ini saya mencoba untuk sedikit berbagi tentang bagian dari literasi yaitu aktivitas membaca ditinjau dari sudut pandang seorang guru. Literasi pada mulanya lebih diartikan sebagai melek aksara, dalam arti tidak buta huruf ataupun bisa membaca. Sehingga pada fase-fase awal, literasi secara umum selalu diidentikkan dengan kemampuan membaca. Dalam perkembangannya, literasi tidak hanya berkaitan pada aktivitas membaca saja. Menurut definisi yang dikemukakan di dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, literasi adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara (2017).

Tujuan utama pembelajaran literasi membaca adalah agar peserta didik mampu memperoleh pemahaman yang mendalam dari informasi yang didapatkan (membaca untuk belajar). Pembelajaran literasi membaca ditekankan pada aktivitas peserta didik, agar peserta didik mampu :

  1. Menganalisis isi teks baik secara eksplisit maupun implisit.
  2. Menggambarkan inferensi analitis atas teks.
  3. Mengkritisi teks melalui penggunaan logika berpikir yang benar, serta ditunjang oleh fakta-fakta yang lengkap baik dari dalam teks maupun luar teks.
  4. Memproduksi secara kreatif pemahamannya melalui berbagai media representasional yang bersifat multimoda, multi genre, multimedia, dan multibudaya.

Mengutip pendapat Abidin (Vacca, 2015), untuk mencapai tujuan pembelajaran literasi membaca, proses pembelajaran setidaknya harus melewati tiga tahapan kegiatan, antara lain yaitu aktivitas prabaca, aktivitas membaca, dan aktivitas pascabaca.

1. Aktivitas Prabaca

Guru harus mampu mengarahkan peserta didik pada topik pembelajaran yang akan mereka pelajari. Terkait asumsi dasar ini, aktivitas prabaca adalah kegiatan pengajaran yang dilaksanakan sebelum peserta didik melakukan kegiatan membaca.

Beberapa aktivitas prabaca yang dapat dilakukan guru antara lain yaitu :

  1. Memilih atau menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membaca.
  2. Memilih teks yang dibutuhkan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  3. Menyusun pertanyaan pemandu yang terkait dengan teks.
  4. Membangkitkan pengetahuan awal yang berhubungan dengan topik teks.
  5. Mengarahkan peserta didik untuk membuat pertanyaan dan prediksi baik yang berkenaan dengan topik ataupun topik secara umum.

Photo Dokpri

2. Aktivitas Membaca

Setelah aktivitas prabaca, dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu membaca. Dalam pandangan pendekatan respons pembaca, aktivitas membaca yang dilakukan berfokus pada upaya mendapatkan pemahaman secara literal, inferensial, maupun kritis. Hal ini juga dikorelasikan dengan 3 strategi pembelajaran yaitu: memorisation strategies, elaboration strategies dan control strategies. Oleh karena itu ragam aktivitas membaca lebih banyak berkaitan dengan upaya menganalisis, membandingkan, dan mengkritik teks.

Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan guru dalam aktivitas membaca ini sebagai berikut :

  1. Memfasilitasi peserta didik untuk membaca, menganalisis, dan mengutip teks untuk tujuan tertentu, sambil membangun pemahaman dalam membaca.
  2. Mendorong peserta didik untuk menghubungkan skematanya (baik berupa pengalaman, pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya), teks lain yang pernah dibaca, serta konteks kehidupan dengan teks yang sedang dibaca.
  3. Memfasilitasi peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang dibuat (menguji prediksi) dan/atau melakukan kegiatan lain yang relevan dengan tujuan pembelajaran.
  4. Mendorong terciptanya percakapan dan pengalaman yang kaya dan terikat teks untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
  5. Mendorong peserta didik untuk mengkomunikasikan dengan peserta didik lain terkait hasil kajian dan respons yang dibuatnya.
  6. Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis tujuan penulisan teks, mengevaluasi argumen dan bukti-bukti yang dibuat penulis, serta menemukan makna mendalam dari sebuah teks. proses ini bisa dilakukan melalui kerja kooperatif ataupun kolaboratif.

3. Aktivitas Pascabaca

Aktivitas pascabaca merupakan tahapan pembelajaran literasi yang menguji sekaligus memantapkan kemampuan berpikir kritis. Pada dasarnya tahap ini adalah tahapan yang dilakukan untuk merespons, mengeksplorasi, merefleksi, dan mengevaluasi teks yang telah dibaca. Beberapa kegiatan yang dapat dikembangkan dalam tahap pascabaca antara lain :

  1. Merespon teks menjadi sebuah proyek atau produk lain yang menggambarkan kemampuannya menemukan intisari informasi.
  2. Menganalisis opini dan fakta yang terkandung dalam teks.
  3. Mengevaluasi teks berdasarkan pengetahuan awal atau informasi dari berbagai sumber lain.
  4. Mengembangkan dan mendukung intisari yang dibuatnya dengan bukti-bukti yang terdapat dalam teks. Peserta didik juga bisa membuat informasi baru yang berhubungan dengan informasi yang terkandung dalam teks, berdasarkan hasil pemahaman baru yang diperolehnya.
  5. Menilai kebaruan informasi teks (up to date) yang telah dibaca dan objektivitas informasi dalam teks yang dibaca (tidak bias, bukan hoak).

Marilah kita tanamkan minat membaca kepada anak-anak kita dan berikan mereka sumber-sumber bacaan positif yang dapat membentuk karakter mulia. Dengan membaca maka jendela informasi dunia akan terbuka lebar. Sumber bacaan baik berupa buku hingga artikel-artikel menarik dan faktual sangat mudah diperoleh serta diakses melalui media offline maupun online. Menjalin kolaborasi dalam hal menumbuhkan minat baca anak atau peserta didik antara orang tua dengan pihak sekolah khususnya guru akan semakin membantu perkembangan literasi mereka. Semoga artikel ini bermanfaat.


Artikel ini telah tayang di :

https://www.kompasiana.com/sigidpn/63a3ff0d4addee55f04e7903/menumbuhkan-minat-baca-pada-peserta-didik


Sejarah, Makna, dan Tujuan Pelaksanaan Upacara Bendera

  Upacara Bendera Merah Putih Pertama di Indonesia (Foto Dok. Frans Mendur, 17/08/1945) Upacara bendera adalah salah satu kegiatan membangun...